Guna mendalami pemahaman keagamaan khususnya terkait Rahina Tumpek Landep serta masih dalam rangkaian Pujawali di Banjar Sari Buana, Pemerintah Desa Tegal Harum bersinergi dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Tegal Harum melaksanakan kegiatan Dharma Wacana Tumpek Landep bagi umat Hindu di Balai Banjar Sari Buana pada Selasa (06/06/2023). Kegiatan ini dihadiri oleh Perbekel Tegal Harum, PHDI Desa Tegal Harum, Pelaksana Kewilayahan dan Kelian Adat Banjar Sari Buana beserta Prajuru Adat, Perangkat Desa Tegal Harum, Jero Mangku Banjar Sari Buana serta warga Banjar Sari Buana dan dengan narasumber dari PHDI Kota Denpasar.
Perbekel Tegal Harum, I Komang Adi Widiantara menyampaikan bahwa kegiatan dharma wacana di Desa Tegal Harum merupakan inisiasi dari PHDI Desa Tegal Harum yang bersinergi dengan Pemerintah Desa Tegal Harum serta beliau menyampaikan kegiatan dharma wacana yang dilakukan ini, bertepatan dengan Penyineban Pujawali di Parahyangan Banjar Sari Buana. “Dharma wacana yang kami laksanakan ini tercetus dari inisiasi PHDI Desa Tegal Harum pada tahun 2022 dan saat penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada tahun lalu, kami anggarkan untuk dilaksanakan pada tahun ini. Pada tahun lalu, kegiatan dharma wacana kami fokuskan di Kantor Perbekel Tegal Harum, dan mulai tahun ini, kami berupaya untuk mengembangkan diri dengan melaksanakan kegiatan dharma wacana di masing-masing dusun yang menyasar jero mangku, penglingsir, dan warga lainnya. Bertepatan dengan Rahina Tumpek Landep dan Penyineban Pujawali di Parahyangan Banjar Sari Buana, kami Pemerintah Desa Tegal Harum dan juga PHDI Desa Tegal Harum melaksanakan Dharma Wacana Tumpek Landep. Semoga apa yang nantinya disampaikan oleh narasumber dalam dharma wacana ini, dapat memberikan pencerahan serta dapat memberikan informasi yang seutuhnya kepada umat Hindu di Banjar Sari Buana ini,” ujarnya.
Drs. I Made Mudra, M.Si. selaku narasumber dalam kegiatan dharma wacana ini menghimbau kepada umat Hindu khususnya pada generasi muda untuk tetap meningkatkan sradha bhakti di era digitalisasi ini. “Tema yang diangkat pada dharma wacana ini yaitu Rahina Tumpek Landep, dimana dalam Tumpek Landep, Landep yang diartikan tajam mempunyai filosofi yang berarti bahwa Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi, dan manah (pikiran). Dengan demikian, umat selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai-nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Mari kita tingkatkan sradha bhakti, salah satunya adalah kepercayaan dengan panca sradha. Pada era sekarang, dengan kemajuan teknologi serta digitalisasi ini, akan membawa pengaruh yang besar terhadap agama dan kebudayaan. Harapan saya, di era globalisasi ini semua generasi terutama generasi muda tetap kuat sradha bhaktinya tanpa keluar dari pakem yang ada agar tidak ada degradasi,” tuturnya.