Menindaklajuti surat dari Camat Denpasar Barat Nomor : 188.45/473/DBR, tanggal 3 Mei 2023 perihal permohonan dukungan dan pendampingan Desa/Kelurahan Kecamatan Denpasar Barat, maka pada Selasa (11/07/2023), Puskesmas I Denpasar Barat yang bekerja sama dengan World Mosquito Program (WMP) melaksanakan Sosialisasi Metode Wolbachia di Ruang Pertemuan Kantor Perbekel Tegal Harum. Kegiatan ini dihadiri oleh Perbekel Tegal Harum, Ketua beserta Anggota BPD Tegal Harum, Ketua TP PKK Desa Tegal Harum, Sekretaris Desa Tegal Harum, Puskesmas I Denpasar Barat, Pelaksana Kewilayahan se-Desa Tegal Harum, Kelian Banjar Adat se-Desa Tegal Harum, dan LKD Desa Tegal Harum.
Perbekel Tegal Harum, I Komang Adi Widiantara dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih kepada para undangan atas kehadiran dalam kegiatan Sosialisasi Metode Wolbachia mengingat pentingnya acara ini agar bisa di sosialisasikan kembali kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing. “Terkait dengan instruksi bagaimana kita bisa menekan perkembangbiakan daripada nyamuk demam berdarah di Kota Denpasar khususnya. Latar belakang daripada adanya metode ini pastinya rekan-rekan sudah tau bahwasannya terkait dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Denpasar lumayan tinggi termasuk pasien-pasien yang ada di rumah sakit, salah satu tugas ataupun metode yang diterapkan yaitu metode Wolbachia. Bisa dilihat referensi dan lain sebagainya juga banyak di media sosial dan website pertama kali metode ini di terapkan di Bantul, Sleman, Yogyakarta. Tingkat perkembangan nyamuk DBD bisa ditekan sampai dengan 80% termasuk pasien yang ada di rumah sakit. Sudah ada beberapa pilot project di Bontang, Surabaya, dan lain sebagainya yang kasusnya tinggi, untuk di Kota Denpasar tanggal 6 Juni 2023 sudah launching peluasan daripada Wolbachia di Graha Nawasena, ini merupakan komitmen yang sangat luar biasa dari pimpinan. Tentunya saya berharap kalau kami dari Pemerintah Desa Tegal Harum pastinya berkomitmen juga karena angka kasus DBD lumayan tinggi di desa kami termasuk juga banyak masyarakat kami yang masuk rumah sakit, namun meskipun kita bisa ketahui teknologi ini akan segera diterapkan untuk rekan-rekan semua termasuk Jumantik saya tekankan agar tetap diatensi 3M+ jangan sampai ini ditinggalkan baru ada teknologi Wolbachia ini,” ujarnya.
Wolbachia merupakan bakteri yang hidup secara alami di serangga, ada sekitar 60% – 70% serangga terutama nyamuk memiliki Wolbachia, tetapi di nyamuk Aedes Aegypti tidak ada. Wolbachia itu sendiri dapat mengeblok replikasi virus dengue. Artinya, jika nyamuk menghisap darah yang mengandung virus dengue, virus tersebut tidak dapat bereplikasi di dalam tubuh nyamuk. Akibatnya, virus dengue tidak dapat ditularkan ke orang lain. Selain itu, bakteri Wolbachia menurun ke nyamuk generasi selanjutnya. Kalau nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan jantan tidak ber-Wolbachia, seluruh telurnya akan ber-Wolbachia, jika nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia, telurnya tidak akan menetas. Kalaupun kedua jenis kelamin nyamuk ber-Wolbachia, keturunannya juga akan ber-Wolbachia.