Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengenal, menyikapi dan seperti apa peran kita dalam penanganan serta pencegahan stunting, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (DP3AP2KB) Kota Denpasar mengadakan kegiatan Mini Lokakarya Stunting yang bertempat di Ruang Pertemuan Kantor Perbekel Tegal Harum pada Selasa (18/04/2023). Pada kesempatan tersebut, DP3AP2KB Kota Denpasar menghadirkan seluruh Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Desa/ Kelurahan dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) se-Kecamatan Denpasar Barat. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan DP3AP2KB Kota Denpasar, turut hadir dalam acara tesebut perwakilan dari Kapolsek Denpasar Barat, Perwakilan Camat Denpasar Barat, Ketua TPPS Kecamatan, Puskesmas I Denpasar Barat, serta Perwakilan dari RS Wangaya Denpasar.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan, Putu Lely Rahayu, S.E., M.Si. dalam pembukaan sekaligus sambutannya menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan Mini Lokakarya ini. “Mini Lokakarya (Minilok) stunting ini merupakan kegiatan pertemuan di tingkat kecamatan yang diinisiasi dan dipimpin oleh Kecamatan Denpasar Barat dalam rangka mengawal serta mengevaluasi pelaksanaan pendampingan keluarga dan hasil pemantauan pendampingan agar terwujud 3 standar (TPK yang terlatih, tersedia alat ukur/ aplikasi pengukuran untuk sasaran stunting, tersedia dan terlaksananya prosedural operasional percepatan penurunan stunting) dan 4 pasti (memastikan semua sasaran terdata, semua sasaran memperoleh pelayanan, memastikan semua sasaran memanfaatkan intervensi, memastikan semua tercatat dan terlaporkan),” pungkasnya.
Ni Ketut Ayu Martini selaku KPM Desa Tegal Harum yang telah mengikuti kegiatan Mini Lokakarya ini menyampaikan beberapa output yang dihasilkan. “Dalam Mini Lokakarya tadi, terdapat beberapa hasil yang saya dapat simpulkan yaitu pada setiap keluarga diharuskan memverifikasi serta validasi data stunting dan keluarga berisiko stunting, dalam pendampingan keluarga kader diharuskan membuat daftar rencana kerja dan target yang akan dilakukan, serta membuat sebuah laporan kegiatan bulan lalu terkait pelaksanaan rencana kerja kendala dan rencana tindak lanjut,” jelasnya.